Sholatlah Anda, sebelum Anda disholatkan orang lain dan Hisablah diri Anda, sebelum Anda dihisap di Yaumil Hisab...

Pesan kami

Sholatlah Anda, sebelum Anda disholatkan orang lain dan Hisablah diri Anda, sebelum Anda dihisap di Yaumil Hisab...

Amrullah Ibraim, S.Kom

Jumat, 04 Maret 2011

Sholat qobla dzuhur

Sholat Sunnah Dzuhur (Qobliyah dan Ba’diyah)

Jumlah roka’at dan hukumnya ; Menurut Ulama Fiqih : v 4 roka’at Qobliyah Dzuhur (2 roka’at Muakkadah dan 2 roka’at Ghoiru Muakkadah) v 4 roka’at Ba’diyah Dzuhur (2 roka’at Muakkadah dan 2 roka’at Ghoiru Muakkadah) Pendapat Imam Ghozali yaitu 4 roka’at Qobliyah Dzuhur. Hukumnya Sunnah Muakkadah, dikarenakan Sabda Nabi, riwayat Abu Hurairah yaitu,”Barang siapa 4 roka’at setelah gelincir matahari Qobliyah Dzuhur), dan ia memperbanyakkan bacaan dalam sholatnya, dan memanjangkan bacaan ruku’nya dan sujudnya, maka sembahyang beserta 70 ribu malaikat yang mengucapkan baginya (orang yang sholat) itu istighfar hingga malam”

Hadits

Dari Abdullah bin Saib, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sesudah masuk waktu Dzuhur, beliau sholat sunnah qobliah Dzuhur sebanyak 4 rakaat sabdanya " Sungguh pada saat semacam ini pintu langit terbuka, maka aku senang amal-amalku yang baik segera dinaikkan" (H.R. Tarmidzi)

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:
صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا
“Aku shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dua rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelah Dzuhur.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:
أنَّ النَّبيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ لا يَدَعُ أرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ
“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan shalat 4 rakaat sebelum (qabliyah) Dzuhur.” (H.R. Bukhari)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:
كَانَ النَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – يُصَلِّي في بَيْتِي قَبْلَ الظُّهْرِ أرْبَعًا، ثُمَّ يَخْرُجُ، فَيُصَلِّي بِالنَّاسِ، ثُمَّ يَدْخُلُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ. وَكَانَ يُصَلِّي بِالنَّاسِ المَغْرِبَ، ثُمَّ يَدْخُلُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، وَيُصَلِّي بِالنَّاسِ العِشَاءِ، وَيَدْخُلُ بَيتِي فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ.
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam shalat di rumahku sebelum shalat Dzuhur 4 rakaat, kemudian keluar (dari rumah menuju Masjid Nabawi), kemudian shalat mengimami orang-orang, kemudian masuk lagi ke rumah dan shalat 2 rakaat (shalat ba’diyah Dzuhur). Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengimami orang-orang untuk shalat Maghrib, kemudian masuk ke rumah dan shalat 2 raka’at (shalat ba’diyah Maghrib). Lalu, beliau mengimami kaum Muslimin shalat Isya’, kemudian masuk kembali ke rumahku dan shalat 2 raka’at (shalat ba’diyah Isya’).” (H.R. Muslim)

Faedah dari hadits yang berkaitan tentang keutamaan shalat sunnah Dzuhur, baik qabliyah maupun ba’diyah:
  • Shalat qabliyah (sebelum) Dzuhur yang paling sempurna adalah 4 (empat) rakaat, sebagaimana yang dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
  • Shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah paling utama dikerjakan di rumah, sebagaimana yang dikerjakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

0 komentar:

Posting Komentar