بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
(Bismillahir rohmanir rohim)
(Bismillahir rohmanir rohim)
Setiap manusia memiliki kebutuhan dan keinginan, bahkan
bisa dikatakan keinginan tersebut selalu ada dan tidak terbatas. Dari
mulai keinginan yang dibutuhkan menyangkut dirinya sampai kepada
keinginan yang dibutuhkan menyangkut sebuah negara. Bagi yang beriman,
segala kebutuhan, cita-cita, harapan, dan keinginan tersebut, tidak
serta merta selalu ditempuh melalui jalan usaha secara praktis belaka.
Akan tetapi, ia akan terlebih dahulu mengadukannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
"Barangsiapa
yang mempunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau salah seorang
manusia dari anak-cucu Adam, maka wudhulah dengan sebaik-baik wudhu.
Kemudian shalat dua rakaat (shalat Hajat). (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)
"Seorang
laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalanan
keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat
(shalat hajat).... Maka, keledai itu bangun seketika (hidup kembali),
lalu mengibaskan kedua telinganya. (HR Baihaqi)
"Ada
seorang yang buta matanya menemui Nabi shollahu 'alaihi wasallam, lalu ia mengatakan,
"Sesungguhnya saya mendapatkan musibah pada mata saya, maka berdoalah
kepada Allah (untuk) kesembuhanku. Maka Nabi saw bersabda, "Pergilah,
lalu berwudhu, kemudian shalatlah dua rakaat (shalat hajat). Setelah
itu, berdoalah.... Dalam waktu yang singkat, laki-laki itu terlihat
kembali seperti ia tidak pernah buta matanya. Kemudian Rasulullah saw
bersabda, "Jika kamu memiliki kebutuhan (hajat), maka lakukanlah seperti
itu (shalat hajat). (HR Tirmidzi)
Setiap
manusia memiliki kebutuhan dan keinginan, bahkan bisa dikatakan
keinginan tersebut selalu ada dan tidak terbatas. Dari mulai keinginan
yang dibutuhkan menyangkut dirinya sampai kepada keinginan yang
dibutuhkan menyangkut sebuah negara. Bagi yang beriman, segala
kebutuhan, cita-cita, harapan, dan keinginan tersebut, tidak serta merta
selalu ditempuh melalui jalan usaha secara praktis belaka. Akan tetapi,
ia akan terlebih dahulu mengadukannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala, sebab Dia
adalah Dzat Yang Mahakaya, yang memiliki langit, bumi, dan seluruh alam
semesta, Dzat Yang tidak bakhil dalam memberi kepada yang memohon dan
meminta kepada-Nya.
Oleh karena itu, Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam setiap kali menghadapi kesulitan beliau selalu mengadukannya kepada
Allah subhanahu wa ta'ala. melalui shalat. Mengadu dan memohon kepada Tuhan yang tidak
pernah sekali pun berada dalam lemah dan miskin. Kenapa? Karena shalat
adalah jalan keluar bagi mereka yang memiliki kesulitan dan kebutuhan,
juga sebagai media dimana seorang hamba mengadukan segala persoalan
hidup yang dihadapinya. Di dalam Al-Qur`an, Allah subhanahu wa ta'ala.berfirman, "Dan mintalah pertolongan kepada Tuhanmu dengan melaksanakan shalat dan dengan sikap sabar. (QS Al-Baqarah [2]: 45)
Shalat
hajat, ditetapkan atau disyariatkan yang secara khusus dikaitkan kepada
ibadah bagi yang sedang memiliki kebutuhan atau permasalahan. Dan
tentunya, ini lebih spesifik dibandingkan dengan shalat-shalat lain dan
memiliki suatu keistimewaan sendiri dari Allah dan Rasulullah saw.
Selain
itu, shalat hajat merupakan suatu cara paling tepat dalam mengadukan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh seorang muslim.
Shalat
hajat merupakan salah satu jenis shalat yang disyariatkan di dalam
Islam. Dasar hukum shalat hajat terdapat di dalam hadits Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam.
Para sahabat, ulama salaf, dan para shalihin biasa melakukan shalat
hajat, terutama ketika mereka memiliki suatu kebutuhan, baik dalam
situasi mendesak maupun dalam situasi biasa. Dari beberapa keterangan
yang terdapat di kitab-kitab, baik ulama salaf maupun khalaf
(kontemporer), shalat ini telah banyak membuktikan keampuhan atau
terkabulnya seluruh permohonan dari kebutuhan yang mereka pinta kepada
Allah, sebagaimana yang terdapat pada buku ini.
Shalat
hajat juga merupakan bagian dari keringanan dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta'ala.
bagi hamba-Nya. Pada praktiknya shalat hajat ini sangat mudah dan bisa
dilakukan pada siang hari atau malam, tidak seperti pada shalat-shalat
lainnya secara umum. Misalnya, shalat dhuha hanya bisa dilakukan pada
saat matahari terbit sampai datangnya waktu zuhur, atau shalat tahajud
yang hanya bisa dilakukan pada malam hari.
Sebagai
pembuktian atas kebenaran sabda Rasulullah terhadap shalat hajat, tidak
terhitung banyaknya orang yang telah mendapatkan keajaiban dan
terkabulnya permintaan atau hajat mereka. Bahkan, ada yang mendapatkan
keajaiban dengan diturunkan malaikat kepadanya untuk membantu
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya, sebagaimana yang terdapat
di dalam bab "Bukti Dan Kisah Nyata Orang-Orang Mendapatkan Keajaiban
Shalat Hajat
0 komentar:
Posting Komentar