Allah berfirman,
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun kepada Allah." (adz-Dzaariyaat: 17-18)
Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, 'Tuhan kita Yang Mahasuci dan Mahatinggi turun ke langit dunia setiap malam ketika tinggal sepertiga malam yang akhir dengan berfirman, 'Siapakah yang mau berdoa kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapakah yang mau meminta kepada-Ku lalu Aku kabulkan? Siapa yang mau meminta ampun kepada-Ku lalu Aku ampuni?'"
Orang
yang Tidur di Permulaan Malam dan Menghidupkan (Yakni Bangun untuk Shalatullail)
pada Akhir Malam Itu
Salman berkata
kepada Abud Darda' r.a., "Tidurlah." Kemudian pada akhir malam, Salman berkata,
"Bangunlah." Nabi saw bersabda, "Salman benar."[11]
597. Al-Aswad
berkata, "Aku bertanya kepada Aisyah, 'Bagaimanakah shalat Rasulullah di malam
hari?' Ia menjawab, 'Beliau tidur pada permulaan malam, dan bangun di akhir
malam, lalu shalat. Kemudian kembali ke tempat tidur beliau. Apabila muadzin
mengumandangkan azan, maka beliau melompat. Jika beliau mempunyai keperluan,
maka beliau mandi. Jika tidak, maka beliau berwudhu dan keluar.'"
Berdirinya Nabi di Waktu Malam dalam Bulan Ramadhan dan Bulan Iainnya
Abu Salamah bin Abdurrahman mengatakan bahwa ia bertanya kepada Aisyah, "Bagaimanakah shalat Nabi di bulan Ramadhan?" Aisyah menjawab, "Rasulullah baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lain tidak pernah menambah atas sebelas rakaat, yaitu beliau shalat empat rakaat. Namun, jangan kamu tanyakan lagi tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat (lagi), dan jangan kamu tanyakan lagi tentang baik dan panjangnya. Lalu, beliau shalat tiga rakaat. Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum witir?' Beliau menjawab, 'Wahai Aisyah, kedua mataku tidur, tetapi hatiku tidak tidur.'"
0 komentar:
Posting Komentar