Sebagian kita sudah tak asing lagi dengan sholat sunnah yang satu ini. Namun pengetahuan kit belum menunjukkan sebuah perbuatan, sebuah pengamalan dalam beribadah. Hal ini bisa jadi karena kita malas, tak punya waktu mengerjakannya, tidak tahu bagaimana cara melaksanakannya, tidak tahu segenap keutamaannya ( fadilah ) yang tersembunyi didalamnya.
Dasar Hukum
Abu Hurairah R.A. meriwayatkan: “Kekasihku, Rasulullah SAW berwasiat kepadaku mengenai tiga hal : Agar aku berpuasa sebanyak tiga hari pada setiap bulan, Melakukan sholat dhuha dua raka’at dan Melakukan sholat witir sebelum tidur.” ( H.R. Bukhari & Muslim ).
Mu’azah al Adawiyah bertanya kepada Aisyah binti Abu Bakar R.A : “Apakah Rasulullah SAW, melakukan sholat dhuha ?” Aisyah menjawab,” Ya, Rasulullah SAW melakukannya sebanyak empat raka’at atau menambahnya sesuai dengan kehendak Allah SWT.” ( H.R. Muslim, an-Nasa’i, at-Tirmizi, dan Ibnu Majah).
Waktu Pelaksanaan
Sesuailah dengan namanya dhuha yang bermaksud pagi. Jadi ruang waktunya bermula kira-kira 20 minit selepas terbit matahari atau disebut dalam kitab-kitab fikah sebagai tinggi matahari daripada pandangan jauh sekadar satu al-Rumh atau batang lembing yakni kira-kira dua meter. Waktu solat ini pula berakhir sebelum menjelang waktu Zuhur.
Berkenaan waktu afdalnya pula iaitu ketika sinar matahari kian panas berdasarkan sepotong hadis Nabi s.a.w. yang dirakamkan oleh Zaid bin Arqam. Rasulullah s.a.w. menjelaskan: “Solat Dhuha ini afdalnya ketika matahari telah meninggi dan kian panas sinarnya.” Imam Nawawi menghuraikan masa tersebut sebagai masa berlalunya seperempat tempoh siang hari iaitu pukul 10 pagi hingga 1 petang (Kitab al-Majmu’ karangan Imam Nawawi).
Cara Melaksanakan
Niatnya adalah sebagai berikut: Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak'ataini lillaahi ta'aalaa.
Artinya : Aku niat sholat dhuha dua raka'at karena Allah Ta'ala.
Artinya : Aku niat sholat dhuha dua raka'at karena Allah Ta'ala.
Cara melaksanakan Sholat Adh-dhuha sama-sama seperti sholat-sholat lain. Bacaan Surah yang dianjurkan Baginda Rasulullah SAW, menurut hadis yang disampaikan oleh Uqbah bin Amir, setelah membaca Al-Fatihah lalu membaca surah Al-Syams pada rakaat pertama dan Adhl-Dhuha pada rakaat kedua. (Riwayat al-Hakim)
Namun begitu, perkara (bacaan dalam solat) ini adalah sesuatu yang subjektif dan tidak statik. Maka tidak perlulah hanya terikat dengan kaifiat tertentu dan bacaan tertentu. Yang terpenting dalam melaksanakannya sholat tersebut diniatkan dengan betul, syarat-syaratnya dipenuhi dan rukun-rukunnya disempurnakan sebaik-baiknya.
Jumlah Roka'at
Pada ketentuan minimal dapat ditemukan pada hadits riwayat Abu Hurairah. Sementara ketentuan maksimal dapat ditemukan pada hadits fi’li ( perbuatan ) yang diriwayatkan Aisyah, r.a, “Rasulullah SAW, masuk kerumah saya lalu melakukan sholat dhuha sebanyak delapan raka’at.”( H.R. Ibnu Hiban ). Bahkan lebih dari itu, menurut ulama mazhab Hanafi jumlah maksimal raka’at sholat dhuha itu enam belas raka’at .
Sedang Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at-Tabari, pengarang kitab Tafsir Jami al-Bayan, sebagian ulama mazhab Syafi’i dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berpendapat bahwa tidak ada batas maksimal untuk jumlah raka’at sholat dhuha. Semuanya tergantung pada kemampuan dan kesanggupan orang yang ingin mengerjakannya.
Doa yang disarankan
“Ya Allah bahawasanya waktu duha itu waktu duhamu, kecantikan itu ialah kecantikanmu, keindahan itu keindahanmu, kekuatan itu kekuatanmu,k ekuasaan itu kekuasaanmu dan perlindungan itu perlindunganmu “. ” Ya Allah jika rezekiku masih di atas langit turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah. Jika masih jauh dekatkanlah. Berkat waktu duha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanmu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang soleh”
Fadhilah
- Sholat dhuha merupakan ekspresi terima kasih kita kepada Allah SWT, atas nikmat sehat bugarnya setiap sendi tubuh kita. Menurut Rasulullah SAW, setiap sendi ditubuh kita berjumlah 360 sendi yang setiap harinya harus kita beri sedekah sebagai makanannya. Dan kata Nabi SAW, sholat dhuha adalah makanan sendi – sendi tersebut. “Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang bersangkutan (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya.” Lalu, para sahabat bertanya:” Ya Rasulullah SAW, siapa yang sanggup melakukannya ?’ Rasulullah SAW menjelaskan:” Membersihkan kotoran yang ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu ( yang dapat mencelakakan orang ) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu maka sholat dhuha dua raka’at, dapat menggantikannya” ( H.R. Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud ).
- Sholat dhuha merupakan wahana pengharapan kita akan rahmat dan nikmat Allah sepanjang hari yang akan dilalui, entah itu nikmat fisik maupun materi. Rasulullah SAW bersabda, “Allah berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali kali engkau malas melakukan sholat empat raka’at pada pagi hari, yaitu sholat dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi kebutuhanmu hingga sore harinya.” ( H.R. al-Hakim dan at-Tabrani).
- Sholat dhuha sebagai pelindung kita untuk menangkal siksa api neraka di Hari Pembalasan ( Kiamat ) nanti. Hal ini ditegaskan Nabi SAW, dalam haditsnya, “Barangsiapa melakukan Sholat Fajar, kemudian ia tetap duduk ditempat shalatnya sambil berdzikir hingga matahari terbit dan kemudian ia melaksanakan sholat dhuha sebanyak dua raka’at, niscaya Allah SWT, akan mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya,”( H.R. al-Baihaqi).
- Sholat dhuha, jika seseorang mengerjakannya dengan rutin niscaya Allah mengganjarnya dengan balasan surga. Rasulullah SAW bersabda, “Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab ad-dhuha ( pintu dhuha ) dan pada hari kiamat nanti ada orang yang memanggil,” Di mana orang yang senantiasa megerjakan sholat dhuha ? Ini pintu kamu, masuklah dengan kasih sayang Allah.” ( H.R. at-Tabrani).
Keterangan :
Beberapa orang bercerita dia lazim melaksanakan Sholat Adh-dhuha yaitu :
- Siti Hasanah, alamat kelurahan Durian Payung Kota Bandar Lampung, diantara fadillah dia melaksanakan Sholat Adh-dhua anaknya dapat diterima menjadi Pengawai Negeri Sipil dengan lancar tanpa kesulitan apapun;
- Abdul Sadhi, alamat kelurahan Kedamaian Kota Bandar Lampung, diantara fadillah dia melaksanakan Sholat Adh-dhua anaknya dapat diterima menjadi Pengawai BUMN dengan lancar tanpa kesulitan apapun;
Bandar Lampung, 20 Pebruari 2011
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
0 komentar:
Poskan Komentar